Majalis Logo Tentang Kami

Pesantren Digital

Kilas Balik Pesantren Digital Majalis

Oleh: Muhammad Sultan Hasan Saputra

Bermula Pesantren Digital adalah special event yang dilaksanakan oleh Majalis. Pada awalnya, kami merasa prihatin dengan kondisi pandemic covid-19 yang menghantam berbagai sektor. Salah satu sektor yang terdampak adalah di dalam bidang keagamaan. Dengan diberlakukannya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), maka beberapa Majelis dan Kajian Keislaman diliburkan sementara. MUI dan DMI juga mengeluarkan himbauan agar tidak melakukan kegiatan keagamaan di Masjid untuk sementara waktu selama bulan Ramadhan. Aturan tersebut diberlakukan guna menghambat penyebaran virus covid-19 yang mudah menyebar melalui kerumunan orang banyak. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan ruhaniah nya merasa gundah dengan dilaksanakannya kebijakan dan himbauan tersebut.

Di tengah kondisi seperti itu, Pesantren Digital muncul sebagai alternatif masyarakat yang ingin tetap merasakan suasana Ramadhan. Mengusung tema mencari berkah di ranah digital, Pesantren digital ini dilaksanakan selama bulan Ramadhan 1441 Hijriyah, tepatnya 27 April 2020 – 16 Mei 2020. Sebenarnya beberapa majelis dan masjid sudah membuat streaming kajian, hanya saja melalui platform satu arah. Pesantren Digital mengusung skema majelis ta’lim yang interaktif melalui aplikasi zoom meeting. Hal ini juga mendukung himbauan MUI dan DMI untuk beribadah di rumah guna mencegah persebaran wabah pandemi covid-19. Jamaah dan para ulama dapat saling berinteraksi secara real time, sampai melaksanakan tanya jawab tanpa harus berkerumun di satu lokasi. Sehingga mengurangi interaksi antara jamaah dengan muballigh. Dipilihnya media teleconference agar tetap bisa menggunakan metode talaqqi dengan bantuan teknologi. 

Pada awalnya hanya ingin dilaksanakan secara sederhana. Akan tetapi Majalis akhirnya bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan yang ternyata memiliki wacana program yang sama. Bersama ACT Kalsel pula Majalis mengumpulkan donasi untuk membantu warga yang terdampak pandemic covid-19 selama kegiatan berlangsung. Majalis juga akhirnya mendapatkan bantuan dari Majelis Ta’lim Nuruzzahra untuk membantu penyiaran di Youtube. Komunitas Startup Borneo juga membantu dalam memberikan akses zoom meeting premium. Setidaknya ada sekitar 20 pemateri yang berasal dari berbagai ormas Islam, majelis ta’lim, dan lembaga pendidikan Islam. Ini menegaskan bahwa Majalis ada berada di atas semua spektrum dakwah. 

D:\_MAJALIS_\pesantren onlen\Flayer Kajian Online1.jpg.jpg D:\_MAJALIS_\pesantren onlen\Flayer Kajian Online2.jpg

Melaksanakan Pesantren Digital adalah suatu pencapaian tersendiri bagi Majalis. Sebenarnya, Majalis tidak ingin melaksanakan event sebelum aplikasi dan website selesai dirampungkan. Akan tetapi, untuk kebutuhan branding dan pengenalan kepada warga kota Banjarmasin, maka Majalis memberanikan diri melaksanakan kegiatan tersebut. Majalis terinspirasi dari event Hijrahfest dan Muslim United di tingkat nasional. Majalis memiliki mimpi untuk mempertemukan para ulama dan da’i dari berbagai spektrum, baik itu kaum tua dan kaum muda, dalam satu panggung. Majalis bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kami. Kami akhirnya mampu melaksanakan event majelis ta’lim virtual dengan skala lokal pertama di Kalimantan Selatan yang dapat diakses oleh khalayak umum.

Pesantren Digital juga dilaksanakan oleh Majalis sesuai dengan visi majalis, yakni literasi keummatan. Tema dalam pesantren digital pun cukup beragam. Diantaranya adalah mencakup masalah Tauhid, Fiqih, dan Tasawwuf. Secara khusus, pembahasan yang disampaikan adalah masalah puasa, zakat, ibadah, ushul fiqih, fiqih mu’amalah dan lain sebagainya. Ada juga pembahasan beberapa kitab seperti Syamail Muhammadiyah, Sirah Nabawiyah, dan Syarah Ratibul Haddad. Perspektif yang dibawakan oleh para pemateri pun sangat beragam. Ada yang berlandaskan fiqih mazhab Syafi’i yang menjadi rujukan orang NU dan kaum tua pada umumnya, sampai putusan fatwa tarjih Muhammadiyah yang banyak dijadikan referensi bagi kaum muda. Tema lain di yang dibahas juga ada, namun masih berkaitan dengan Islam. Tema seperti panduan ibadah disaat pandemi, komunikasi bencana, pendidikan anak selama pandemi, hingga psikologi Islam. Sehingga, jamaah tidak hanya disuguhkan sumber-sumber turats, tetapi juga dilengkapi dengan pembahasan isu-isu kontemporer.

Dalam pelaksanaan kegiatan sendiri, kami tidak mendapatkan halangan yang berarti. Halangan dalam pelaksanaan hanya sekedar masalah teknis yang bisa dengan cepat ditanggulangi. Yang menjadi problem ada dua hal, pertama literasi digital masyarakat yang belum mapan dan masalah fanatisme golongan. Masalah pertama, Karena covid-19 menuntut agar tidak berkumpul di satu titik dengan konsentrasi massa yang banyak, maka beberapa fasilitas umum pun ditutup, termasuk sekolah dan masjid. Pemerintah pun memberikan alternatif agar metode pembelajaran di sekolah diganti dengan sistem online via daring. Otomatis, masih banyak masyarakat yang belum siap menggunakan fitur teleconference dan berimplikasi terhadap minimnya antusias masyarakat mengikuti kajian online ini. Fitur aplikasi zoom juga sangat memakan kuota yang banyak, tapi majalis dengan idealismenya yang ingin mempertahankan sistem talaqqi tetap menggunakan fitur tersebut. konsekuensinya, jumlah peserta yang yang hadir kadang tidak sesuai ekspektasi.

Masalah kedua adalah fanatisme golongan yang masih kental. Selama masa promosi kegiatan, tidak jarang Majalis mendapat protes. Ada jamaah yang mempertanyakan panitia yang turut menghadirkan pemateri yang bukan dari golongannya. Padahal, Majalis ingin menghilangkan sekat-sekat perbedaan metode dan gerakan dakwah dengan menampilkan semua perspektif dari berbagai golongan. Majalis menerima semua muslim, selama rukun iman dan rukun Islamnya sama, dan belum mendapat stempel sesat dari MUI. Ketika kami sampaikan bahwa kami ingin mengintegrasikan antar spektrum, para muballigh yang menjadi pemateri di Pesantren Digital pun menyambut baik keinginan kami. Bahkan mereka mengatakan bahwa sebenarnya mereka juga ingin saling bersilaturahmi dan merekatkan ukhuwah Islamiyyah, namun belum ada momentum dan media yang dapat mempertemukan mereka. Para ulama pun sebenarnya ingin saling duduk, berbincang, dan saling mengklarifikasi atas berbagai kesalahpahaman diantara mereka. Sehingga diharapkan terwujudnya persatuan yang hakiki, bukan sekedar toleransi semu yang masih saling sindir.

Akhirul kalam, Pesantren Digital memberikan hikmah tersendiri bagi kami kru Majalis. Setidaknya, di tengah wabah covid-19 tetap tidak menghalangi kita untuk tetap berkontribusi untuk agama Islam. Kegiatan sehari-hari tetap dapat dilaksanakan termasuk ibadah dan menuntut ilmu dengan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan kita. Pesantren Digital juga membuka mata atas problematika di tengah umat Islam Banjarmasin. Bahwa pendalaman ilmu dan luasnya wawasan adalah modal penting untuk mengawali tonggak persatuan umat. Kami sendiri percaya, ketika kita ingin berkorban dalam syiar agama Islam, Allah SWT senantiasa memudahkan dan meneguhkan segala langkah perjuangan. 


21 Jumadil Awal 1442 H / 5 Januari 2021 M

JADWAL MAJELIS KONTEN MAJALIS